Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah

Modul 3.1 “Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran” 

MUHRAYANA, S.Pd

CALON GURU PENGGERAK

ANGKATAN 3

 

MODUL 3.1 “Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran”

Keberhasilan seorang pemimpin dalam mengemban salah satu tugas tersulit, yaitu mengambil suatu keputusan yang efektif. Keputusan-keputusan ini, secara langsung atau tidak langsung bisa menentukan arah dan tujuan institusi atau lembaga yang dipimpin Anda, yang tentunya berdampak kepada mutu pendidikan yang didapatkan murid-murid Anda sekalian.

Pada tulisan ini saya akan membahas  beberapa materi terkait dilema etika. Apakah itu dilema etika? Apakah perbedaannya dengan bujukan moral. Anda juga akan diajak untuk memutuskan berbagai studi kasus dilema etika berdasarkan 4 (empat) paradigma serta mendalami kecenderungan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang melandasi cara berpikir Anda selama ini, yang berakibat kepada pengambilan keputusan yang Anda tentukan. Prinsip-prinsip apa yang selama ini Anda anut, dalam pengambilan suatu keputusan? Setelah pengambilan keputusan diambil perlukan kita menganalisis kembali keputusan-keputusan kita, untuk apa? Bagaimana menguji pengambilan keputusan kita sendiri, apakah keputusan tersebut sudah efektif atau tepat sasaran?

 

Berikut penjelasan terkait pertanyaan di atas.

 

Ø  DILEMA ETIKA VS BUJUKAN MORAL

 

Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan, sedangkan bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah.

 

 Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

 

Ø   4 PARADIGMA

 

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

 Secara lebih rinci, berikut adalah penjelasan dari keempat paradigma tersebut:

Individu lawan masyarakat (individual vs community)

Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar.

“Individu” di dalam paradigma ini tidak selalu berarti “satu orang”. Ini juga dapat berarti kelompok kecil dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih besar. Seperti juga “kelompok” dalam paradigma ini dapat berarti kelompok yang lebih besar lagi. Itu dapat berarti kelompok masyarakat kota yang sesungguhnya, tapi juga bisa berarti kelompok sekolah, sebuah kelompok keluarga, atau keluarga Anda.

Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil , dan apa yang benar untuk yang lain, kelompok yang lebih besar. Guru kadang harus membuat pilihan seperti ini di dalam kelas. Bila satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih banyak pada sebuah tugas, tapi kelompok yang lain sudah siap untuk ke pelajaran berikutnya, apakah pilihan benar yang harus dibuat? Guru mungkin menghadapi dilema individu lawan kelompok.

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain.

Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan) Misalnya ada peraturan di rumah Anda harus ada di rumah pada saat makan malam. Misalnya suatu hari Anda pulang ke rumah terlambat karena seorang teman membutuhkan bantuan Anda. Ini dapat menunjukkan dilema keadilan lawan rasa kasihan, terhadap orang tua Anda. Apakah ada konsekuensi dari melanggar peraturan tentang pulang ke rumah tepat waktu untuk makan malam, atau haruskah orang tua Anda membuat pengecualian?

Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.

Pada jaman perang, tentara yang tertangkap kadang harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya kepada pihak musuh atau tetap setia kepada teman tentara yang lain. Hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman (saudara) yang dalam masalah. Ini adalah salah satu contoh dari pilihan atas kebenaran melawan kesetiaan.

Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dll.

Orang tua kadang harus membuat pilihan ini. Contohnya: Mereka harus memilih antara seberapa banyak uang untuk digunakan sekarang dan seberapa banyak untuk ditabung nanti. Pernahkah Anda harus memilih antara bersenang-senang atau melatih instrumen musik atau berolahraga? Bila iya, Anda telah membuat pilihan antara jangka pendek melawan jangka panjang.

Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of Ethical Living, Rusworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins Publishers

Ø  3 PRINSIP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ketiga prinsip ini yang seringkali membantu dalam menghadapi pilihan pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi pada dunia saat ini. (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga prinsip tersebut adalah:

§  Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), melakukan, demi kebaikan orang banyak.

§  Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda.

§  Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda.

 

Ø  9 LANGKAH PENGAMBILAN DAN PENGUJIAN KEPUTUSAN

Di bawah ini adalah 9 langkah yang telah disusun untuk memandu Anda dalam

mengambil dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan

karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan.

-       Mengenali bahwa ada nilai nilai yang saling bertentangan dalam situasi,

-       Menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi ini,

-       Kumpulkan fakta – fakta yang relevan dengan situasi ini,

-       Pengujian benar atau salah,

-       Pengujian paradigma benar lawan benar ( 4 paradigma ), uji legal, uji regulasi / standar professional, uji intuisi Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam. Uji halaman depan koran, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir. Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.

-       Melakukan 3 prinsip resolusi

-       Inverstigasiopsi trilemma

-       Membuat keputusan

-       Lihat lagi keputusan dan refleksikan

 Demikianlah tulisan ini saya buat, semoga membantu para Calon Guru Penggerak untuk menambah referensi terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran, serta membantu para pembaca untuk mengambil langkah langkah di atas sebelum mengambil suatu keputusan, agar dalam memutuskan suatu kasus dilema etika dapat menghasilkan keputusan yang tepat dan efisian.

Wassalamu Alaikum wb. Wb.

Terima Kasih

 

 

 

Comments